Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko K3: Panduan Lengkap untuk Tempat Kerja Aman
Source: Kittisak Kaewchalun
Rekonizen, pernah kepikiran tentang potensi bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja? Mulai dari terpeleset di lantai basah sampai terpapar bahan kimia berbahaya, risiko kecelakaan kerja selalu ada. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi bahaya dan penilaian risiko.
Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), identifikasi bahaya yang proaktif dan berkelanjutan serta melakukan penilaian risiko merupakan elemen penting dari program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif.
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko merupakan salah satu tahapan perencanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan diwajibkan oleh standar ISO 45001:2018 dan PP No.50 Tahun 2012 untuk SMK3.
Apa itu Identifikasi Bahaya dan Penilian Resiko?
Identifikasi bahaya adalah proses mengenali semua potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Sedangkan penilaian risiko adalah langkah untuk menganalisis tingkat risiko dari setiap bahaya yang telah diidentifikasi dan menentukan tindakan pencegahannya.
Proses ini penting dilakukan untuk:
Mencegah kecelakaan kerja.
Melindungi kesehatan fisik dan mental pekerja.
Memenuhi peraturan dan standar keselamatan kerja.
Menurut ISO 45001:2018, leader dan pekerja harus mempertimbangkan hal berikut ketika mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko di tempat kerja:
Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja
Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor, pemasok, pengunjung, dan tamu
Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya
Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja
Bahaya yang timbul di tempat kerja
Infrastruktur, peralatan dan material, baik yang disediakan perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan
Perubahan pada organisasi, aktivitas atau material yang digunakan
Perubahan pada sistem manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan berdampak terhadap operasi, proses, dan aktivitas kerja
Kewajiban perundangan-undangan terkait penilaian risiko dan tindakan pengendalian
Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, dan organisasi kerja.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam identifikasi bahaya dan penilaian risiko sesuai dengan standar OSHA:
Mengumpulkan Informasi
Langkah pertama adalah mengumpulkan informasi tentang lingkungan kerja, termasuk jenis pekerjaan, alat yang digunakan, dan bahan kimia yang ada. Pengumpulan data ini dapat dilakukan melalui observasi langsung, wawancara dengan pekerja, dan tinjauan dokumen keselamatan.Melakukan inspeksi langsung untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja.
Bahaya dapat timbul akibat perubahan area/proses kerja, mesin atau peralatan yang tidak memadai, kegagalan pemeliharaan/perbaikan. Meluangkan waktu untuk memeriksa tempat kerja secara langsung dan teratur dapat membantu mengidentifikasi bahaya baru atau bahaya yang berulang sehingga dapat dikendalikan sebelum kecelakaan kerja terjadi.
Mengidentifikasi Bahaya
Setelah informasi terkumpul, identifikasi semua potensi bahaya yang mungkin ada. Bahaya dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti:Bahaya Fisik: Misalnya, jatuhnya benda, kebisingan, atau getaran.
Bahaya Kimia: Paparan bahan kimia berbahaya seperti asbes atau pestisida.
Bahaya Ergonomis: Posisi kerja yang tidak nyaman atau beban berat yang diangkat.
Bahaya Biologis: Paparan virus atau bakteri di lingkungan kerja.
investigasi semua kejadian yang terjadi.
Kecelakaan kerja, termasuk laporan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, nyaris celaka, dan bahaya lainnya, dengan jelas menunjukkan di mana bahaya tersebut ada. Dengan menyelidiki dan melaporkan insiden secara menyeluruh, kamu dapat dengan mudah mengidentifikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan kejadian fatal di masa yang akan datang. Tujuan investigasi adalah untuk mengetahui akar penyebab kejadian dan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Identifikasi bahaya yang terkait dengan keadaan darurat dan aktivitas yang tidak direncanakan.
Kamu harus menyadari bahwa situasi darurat mungkin melibatkan bahaya yang menimbulkan risiko serius bagi pekerja. Aktivitas yang tidak terjadwal seperti inspeksi, pekerjaan pemeliharaan, dan perbaikan juga dapat menimbulkan potensi risiko. Rencana dan prosedur harus dikembangkan untuk memberikan respons yang tepat dan aman terhadap bahaya yang dapat diperkirakan terkait dengan keadaan darurat dan aktivitas yang tidak direncanakan.
Kelompokkan jenis bahaya yang teridentifikasi, tetapkan tindakan pengendalian sementara, dan prioritaskan bahaya yang memerlukan pengendalian permanen.
Langkah selanjutnya adalah menilai dan memahami bahaya yang teridentifikasi serta jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi akibat bahaya tersebut. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan tindakan pengendalian sementara dan memprioritaskan bahaya yang memerlukan tindakan pengendalian permanen.
Evaluasi setiap bahaya berdasarkan tingkat keparahannya. Pertimbangkan dampak paparan bahaya dan jumlah pekerja yang mungkin terpapar.
Menerapkan tindakan pengendalian sementara untuk melindungi pekerja sampai program pencegahan dan pengendalian bahaya permanen dilaksanakan.
Pertimbangkan kemungkinan dan tingkat keparahan bahaya Prioritaskan bahaya atau risiko mana yang perlu ditangani terlebih dahulu. Dalam hal ini, manajemen mempunyai tugas untuk mengendalikan semua bahaya yang dapat menimbulkan dampak serius jangka panjang terhadap pekerja.
Contoh Penerapan di Lapangan
Misalnya, di sebuah proyek konstruksi, potensi bahaya yang dapat diidentifikasi meliputi:
Bahaya jatuh: Pekerja di ketinggian harus menggunakan sabuk pengaman.
Paparan debu: Gunakan masker dan ventilasi yang baik.
Kecelakaan alat berat: Operator harus memiliki lisensi dan pelatihan yang sesuai.
Sementara di lingkungan kantor, bahaya yang mungkin terjadi adalah:
Kebakaran: Sediakan alat pemadam api ringan (APAR).
Postur kerja yang buruk: Gunakan kursi ergonomis dan atur posisi layar komputer.
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dalam K3 adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan nyaman. Dengan melibatkan semua pihak dan memanfaatkan teknologi, proses ini dapat berjalan lebih efektif. Jangan lupa untuk selalu melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala agar upaya K3 tetap relevan dan sesuai kebutuhan.
Untuk proyek konstruksi yang aman, berkualitas, dan mengutamakan K3, percayakan pada Rekon. Sebagai kontraktor terpercaya, Rekon selalu menerapkan prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang ketat di setiap proyeknya.
Jangan ragu untuk menghubungi kami sekarang untuk memulai proyek Anda dan nikmati kualitas serta layanan unggulan kami! Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami di rekon.co.id atau ikuti kami instagram @rekamuliakonstruksi
Referensi: